Rabu, 14 Desember 2011

Penyakit Asam Urat

Kadar asam urat yang tinggi sering dihubungkan dengan keluhan nyeri sendi maupun pegal-pegal. Ketika merasa pegal-pegal atau nyeri di persendian, orang beranggapan kadar asam urat di dalam tubuhnya tinggi. Pemahaman yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional.

Dalam masyarakat penyakit nyeri pada sendi atau tulang dikenal sebagai rematik, encok, tanpa dibedakan lebih jelah mengenai karakteristik dan penyebabnya. Namun, sebagian masyarakat membedakan bahwa rematik berhubungan dengan dingin, sedangkan encok berhubungan dengan asam urat. Penyakit sendi dapat disebabkan pelbagai macam, seperti osteoarthritis, infeksi sendi, pengendapan asam urat, autoimun. Ketika terjadi pengendapan asam urat dalam bentuk kristal di sendi, encok terjadi atau disebut gout.

Pertama kita harus membedakan antara penyakit asam urat dengan gout /encok. Penyakit asam urat sebenarnya adalah keadaan di mana kadar asam urat tinggi di dalam darah, lebih dari 7 mg/dL untuk laki-laki, > 6 mg/dL untuk perempuan. Gout atau encok adalah kelainan bawaan dalam metabolisme asam urat, terutama diderita oleh laki-laki, dikenali dengan peradangan pada sendi, berhubungan dengan tingginya kadar asam urat di dalam darah dan pengendapan kristal asam urat di sendi. Kadar asam urat yang tinggi tidak melulu menyebabkan gout. Tidak ada gejala spesifik yang dirasakan ketika kadar asam urat meningkat, kecuali jika terjadi serangan gout atau batu ginjal.

Asam urat secara normal dihasilkan oleh tubuh dari metabolisme purin. Kadar asam urat meningkat jika terjadi peningkatan produksi atau penurunan pembuangan melalui ginjal. Gagal ginjal, konsumsi obat diuretik, salisilat, obat untuk tuberkulosis (etambutol, pirazinamid), rendahnya hormon dari kelenjar gondok, peningkatan hormon dari kelenjar paratiroid, dan kelainan bawaan dapat menyebabkan penurunan pembuangan asam urat dari dalam tubuh. Konsumsi makanan kaya purin berlebih, kelainan bawaan, konsumsi alkohol menyebabkan peningkatan produksi asam urat di dalam tubuh. Asam urat memiliki sifat sulit larut sehingga mudah mengendap ketika kadarnya meningkat. Asam urat berlebih ini dapat memungkinkan terjadi pengendapan di sendi yang disebut gout atau mengendap di saluran kencing membentuk batu.

Gout menunjukkan gejala peradangan di satu sendi, umumnya pada ibu jari kaki dan lebih jarang pada persendian punggung kaki, lutut dan persendian lainnya. Serangan gout muncul mendadak, kemudian dalam waktu 8-12 jam mencapai puncak peradangan. Persendian yang terserang nampak merah, bengkak, teraba panas dan terasa nyeri hebat.

Apabila kita diketahui memiliki peningkatan kadar asam urat namun tidak memiliki gejala gout maupun batu ginjal, tidak dianjurkan untuk minum obat penurun kadar asam urat dengan mempertimbangkan kemungkinan efek samping, dan biaya dibandingkan dengan manfaat yang didapat. Obat penurun asam urat yang dikenal masyarakat adalah Allopurinol. Obat ini memiliki efek mual, muntah, muncul ruam pada kulit, gangguan pada ginjal, gangguan pembentukan sel darah.

Mengurangi makan makanan kaya purin tentu lebih aman untuk mengontrol kadar asam urat yang tinggi dalam tubuh. Makanan yang harus dihindari antara lain alkohol, minuman bersoda, melinjo dan emping, kacang-kacangan, jamur, bayam matang, dan sawi, jeroan dan gajih (lemak), kerang-kerangan, bebek dan kalkun, salmon, mackerel, sarden, kepiting, udang, dan beberapa ikan lainnya

Karena merasa sakit pada persendian, orang memeriksakan kadar asam urat. Ketika mendapat hasil yang tinggi, dia meminum obat penurun asam urat. Anggapan itu harus kita ubah. Gejala kadar asam urat yang tinggi di dalam darah tidak dapat kita rasakan, kecuali jika sudah terjadi pengendapan asam urat di dalam persendian dan ginjal. Sakit sendi akibat pengendapan asam urat memiliki gejala khas. Obat penurun asam urat tidak diperlukan jika kita belum pernah mengalami serangan gout atau batu asam urat di ginjal.

Kamis, 17 November 2011

Sariawan Akibat Kekurangan Vitamin C

Tentu kita sudah pernah mengalami sariawan, bahkan sering kambuh hampir tiap bulan. Masyarakat sering menganggap sariawan diakibatkan karena kekurangan vitamin C. Mereka berusaha mengobati dengan cara minum tablet suplemen kaya vitamin C atau banyak makan buah seperti jeruk.

Sariawan di dalam dunia medis dikenal sebagai aphthous stomatitis. Lebih dari seperempat masyarakat pernah mengalami sariawan dengan kemungkinan 25 % mengalami kekambuhan dalam 3 bulan. Penderita merasakan nyeri yang mengganggu saat makan, berbicara, dan menelan. Sariawan umumnya berbentuk bulat oval, berwarna putih dengan batas tegas, sekitarnya berwarna merah (menyerupai halo), Penyakit ini akan sembuh dalam jangka waktu 7-10 hari.

Penyebab sariawan sampai sekarang belum diketahui. Namun, pada beberapa kasus berhubungan dengan penyakit lain seperti sindrom Behcet, Lupus, penyakit Chron, dan enteropati Gluten. Faktor pencetus sariawan adalah trauma seperti tergigit atau tertusuk ketika makan dan infeksi rongga mulut. Faktor lain yang mungkin berhubungan adalah kelainan kekebalan tubuh, faktor keturunan, pengaruh obat, dan infeksi HIV.

Pengobatan ditujukan terutama untuk mengatasi nyeri dan mempercepat penyembuhan.(1) Pemberian obat kumur antiseptik dan kortikosteroid krim atau pasta cukup bermanfaat dalam pengobatan jangka pendek, tetapi tidak dapat mencegah kekambuhan. Pemberian kortikosteroid yang diminum seperti Prednison mampu menurunkan frekuensi kekambuhan. (2)

Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara kekurangan vitamin B12, asam folat dengan sariawan berulang.(3) Pada kasus sariawan berulang ditemukan kadar vitamin B12 yang rendah.(5) Pemberian tambahan vitamin B12 terbukti menurunkan kemungkinan kekambuhan sariawan. (4,6,7).

Kekurangan vitamin B12 memang diketahui dapat menyebabkan radang pada lidah (glossitis), luka rekahan di bibir (angular cheilitis) sedangkan kekurangan vitamin C menyebabkan gusi mudah berdarah (scurvy). Sedikit penelitian yang membuktikan peranan vitamin C untuk sariawan. (8) Ada penelitian kecil menunjukkan penurunan rasa nyeri dan frekuensi kekambuhan sariawan dengan pemberian vitamin C 2 gram/hari. (11)

Vitamin B12 lah yang telah terbukti mempunyai peranan dalam timbulnya sariawan berulang. Kebutuhan vitamin B12 dapat tercukupi dari daging merah, hati dan ginjal, serta sedikit terkandung dalam susu,keju, ikan.  Vitamin B12 dapat diperoleh dalam produk sereal, roti, dan produk makanan lainnya yang sudah diperkaya dengan vitamin B12. Sebenarnya vitamin B12 terkandung pada kulit atau gabah beras, gandum-ganduman lainnya. Namun, dengan teknologi mesin, biji-bijan tersebut telah terpisah bersih dari kulitnya sehingga menghilangkan kandungan vitamin B12.

Vitamin C tidak bermanfaat dalam pengobatan sariawan. Jadi ketika kita sedang mengalami sariawan, kita tidak perlu minum banyak vitamin C. Malahan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C seperti jeruk nipis, jeruk manis, lemon, jeruk bali harus dihindari karena memiliki sifat asam yang diketahui dapat memperlama penyembuhan sariawan. Apabila sering mengalami kekambuhan, periksalah ke dokter untuk memastikan penyakit serius yang bisa menyertai sariawan dan untuk menemukan penyebab kekambuhan.


1.Barrons RW , Treatment strategies for recurrent oral aphthous ulcers. Am J Health Syst Pharm. 2001 Jan 1;58(1):41-50.
2. Femiano F, Gombos F, Scully C.  Recurrent aphthous stomatitis unresponsive to topical corticosteroids: a study of the comparative therapeutic effects of systemic prednisone and systemic sulodexide. Int J Dermatol. 2003 May;42(5):394-7.
3. Piskin S, Sayan C, Durukan N, Senol M. Serum iron, ferritin, folic acid, and vitamin B12 levels in recurrent aphthous stomatitis. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2002 Jan;16(1):66-7.
4. D Wray, M M Ferguson, D K Mason, A W Hutcheon, and J H Dagg.  Recurrent aphthae: treatment with vitamin B12, folic acid, and iron. Br Med J. 1975 May 31; 2(5969): 490–493. 
5. Koybasi S, Parlak AH, Serin E, Yilmaz F, Serin D. Recurrent aphthous stomatitis: investigation of possible etiologic factors. .Am J Otolaryngol. 2006 Jul-Aug;27(4):229-32.
6. I Volkov, I Rudoy, U Abu-Rabia, T Masalha,  R Masalha. Case Report: Recurrent aphthous stomatitis responds to vitamin B12 treatment. Can Fam Physician. 2005 June 10; 51(6): 844–845.  

7. I. Volkov, I. Rudoy, R. Peleg & Y. Press: Successful treatment of recurrent aphthous stomatitis of any origin with vitamin B12 (irrespective of its blood level). The Internet Journal of Family Practice. 2007 Volume 5 Number 1
8. K Akhilender Naidu. Vitamin C in human health and disease is still a mystery ? An overview. Nutrition Journal 2003, 2:7
9. A. Altenburg, C. Zouboulis. Current Concepts in the Treatment of Recurrent Aphthous Stomatitis. Skin Therapy Letter, Vol 13 no 7, September 2008.
10. M Ogura, T Yamamoto, M Morita, T Watanabe. A case-control study on food intake of patients with recurrent aphthous. Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology, Oral Radiology, and Endodontology.  Volume 91, Issue 1, January 2001, Pages 45-49
11. Yasui K, Kurata T, Yashiro M, Tsuge M, Ohtsuki S, Morishima T. The effect of ascorbate on minor recurrent aphthous stomatitis. Acta Paediatr. Dec 10 2009


Jumat, 04 November 2011

Pemandian Air Panas Menyembuhkan Penyakit Kulit

Pancuran Pitu Baturaden merupakan pemandian air panas yang mengandung belerang. Dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit.  
Pemandian air panas di Hantakan kini banyak dikunjungi warga. Air yang memancar dari sumur tersebut dipercaya bisa membuat awet muda dan mengobati berbagai penyakit kulit.

Cerita di atas acapkali kita dengar ketika berbicara mengenai pemandian air panas. Kandungan belerang (sulfur) pada pemandian air panas lah yang sebenarnya mampu menyembuhkan penyakit kulit. Tentu tidak semua peyakit kulit seperti yang diceritakan orang. Air panas yang dihasilkan berasal dari panasnya perut bumi gunung berapi, sehingga kandungan belerangnya begitu tinggi.  Adanya belerang ini ditandai dengan bau seperti telur busuk akibat pelepasan gas sulfur dioksida. 

Belerang dapat menyembuhkan beberapa penyakit kulit karena memiliki sifat sebagai penghancur keratin (keratolytic), antijamur dan antibakterial. Namun, mekanisme kerjanya belum diketahui secara pasti sampai sekarang. Keratin adalah protein penyusun lapisan tanduk pada kulit ari. Pada penyakit jamur kulit, keratin merupakan sumber makanan dan tempat melekat bagi jamur.

Sulfur masuk ke dalam kulit dan berikatan dengan protein sistein yang banyak terdapat di lapisan terluar kulit atau dikenal sebagai lapisan tanduk untuk membentuk senyawa hidrogen sulfida. Senyawa inilah yang mampu menghancurkan keratin. Dengan hancurnya keratin, jamur akan kehilangan tempat melekat sehingga dapat luruh. Selain itu, sulfur yang masuk ke kulit dapat membentuk senyawa asam pentatonat dengan bantuan mikroorganisme normal yang terdapat di kulit. Senyawa ini juga dapat mematikan jamur. Sifat sebagai antibakteri diperkirakan melalui adanya hambatan pada gugus sulfhidril terkandung dalam sistem enzim bakteri. Enzim merupakan senyawa yang berperan sebagai katalisator dalam pelbagai proses kimiawi di dalam tubuh makhluk hidup, termasuk bakteri. Dengan ketidakmampuan enzim bekerja dengan baik, bakteri tidak dapat mencerna makanan, menghasilkan energi, dan berkembang biak. 

Berdasarkan penelitian, krim atau salep olahan yang mengandung sulfur mampu mengatasi penyakit seperti panu, ketombe, jerawat, kutil, dan kudis (skabies). Salep seperti 88 dan Nosib sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengobati panu dan jamur di selangkangan. Mungkin kita juga pernah dengar shampo Selsun untuk mengatasi ketombe.

Agar dapat menyembuhkan penyakit, diperlukan dosis atau kandungan belerang yang tepat, durasi yang cukup dan frekuensi terpapar oleh belerang yang cukup. Tentu ini sulit dipenuhi melalui cara berendam di mata air panas. Di samping itu, beberapa orang sensitif terhadap air yang mengandung kadar mineral yang tinggi sehingga dapat menimbulkan alergi atu iritasi pada kulit. Yang perlu diperhatikan juga bahwa WHO sebagai badan kesehatan dunia telah mengeluarkan pernyataan mengenai potensi penularan pelbagai penyakit melalui air yang digunakan sebagai sarana rekreasi, termasuk di dalamnya kolam renang, spa, pemandian air panas. Bisa kita bayangkan apabila kita berendam di tempat yang baru saja dipakai oleh orang berpenyakit jamur. Bukan mendapat kesembuhan, tetapi malahan dapat penyakit tambahan. Dengan adanya pelbagai produk obat yang tersedia, tentu lebih aman dan efektif untuk menyembuhkan penyakit kulit.

Kalau ada cara yang efektif dan aman, mengapa kita memilih yang aneh-aneh

Selasa, 01 November 2011

Anggapan Susu dapat Menetralkan Racun

Susu dianggap oleh masyarakat sebagai agen penetral. Ketika ada korban keracunan insektisida (racun serangga), tindakan pertolongan pertama adalah pemberian susu atau kadang air kelapa. Mitos lainnya adalah jangan minum obat bersama susu karena dapat menetralkan obat tersebut. Anggapan di atas tidak hanya dipercayai masyarakat berpendidikan rendah tetapi termasuk golongan berpendidikan tinggi. Tidak jarang anggapan ini ikut disebarluaskan oleh tenaga kesehatan, termasuk dokter ketika memberikan penjelasan aturan minum obat kepada pasien.

Pada kasus keracunan, tujuan utama penanganan adalah segera membuang racun yang belum terserap, mencegah penyerapan lebih lanjut, menetralisir racun yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh, membuang racun yang sudah terlanjur beredar di dalam tubuh. Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat, seperti air raksa (Merkuri), timbal, besi, perak. Susu merupakan protein yang memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan logam berat. Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh.

Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang tertelan. Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif. Namun, dalam pemberiannya harus hati-hati. Pemberian air atau susu terlalu banyak dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas. Susu atau air harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa, setengah gelas untuk anak-anak. 

Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit, pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu. Karbon memiliki sifat sebagai penyerap / adsorbent dengan cara mengikat racun. Namun tidak semua racun dapat diserap oleh karbon. Material korosif, alkohol, kalium, besi, lithium adalah contohnya. Pada kasus overdosis obat-obatan, karbon sangat bermanfaat sebagai pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun. Pemberian karbon harus hati-hati. Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas.

Pada kasus keracunan, secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan apapun lewat mulut kepada korban, kecuali diinstruksikan oleh dokter. Pada korban yang tidak sepenuhnya sadar, pemberian minuman akan sangat berbahaya. Kasus keracunan acapkali disertai muntah, kadang dipicu juga oleh pemberian minuman. Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik, muntahan ini dapat masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di paru-paru. Membawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat dengan membawa contoh barang yang dicurigai sebagai racun akan sangat menolong nyawa korban tanpa membahayakan korban lebih lanjut dengan pemberian minuman seperti susu. 

Tidak ada alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam pemberian susu untuk korban keracunan. Lebih banyak resiko dibanding manfaat yang belum jelas ada buktinya

Sabtu, 29 Oktober 2011

Buras: Bercak Putih yang Bukan Panu

Pada waktu berumur 10-14 tahun, saya berulang kali mengalami bercak-bercak putih di pipi, kadang di lengan atas, kadang di tungkai bawah. Bercak putih tersebut berbentuk bundar dan bersisik serta tampak kering. Orang tua saya mengatakan bahwa itu buras. Itu diakibatkan dari pengendapan sabun mandi karena tidak tuntas dalam pembilasan. Ibu melarang saya memakai sabun mandi untuk wajah dan meminta supaya selalu memakai losion pelembab badan. Itulah anggapan masyarakat mengenai buras.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buras adalah penyakit kulit yg berupa bercak-bercak putih. Dalam dunia kedokteran, buras dikenal sebagai Pityriasis alba. Penyakit kulit ini mulanya muncul berupa bercak kemerahan bersisik kemudian sembuh dan meninggalkan bercak putih akibat keterlambatan pengembalian pigmen ke keadaan normal. Pitiryasis alba berbentuk bulat atau lonjong, berwarna merah atau merah muda, memiliki sisik halus dan tidak bisa dikelupas.

Pityriasis alba dialami terutama pada anak-anak usia 3-16 tahun. Anak dengan riwayat asma, eksim, biduran, bersin atau pilek alergi dalam keluarga cenderung lebih rentan mengalami pityriasis alba. Kulit kering ditambah dengan musim dingin dan kering merupakan faktor berperan penting. Peningkatan sinar matahari  di musim panas membuat buras makin terlihat karena tampak kontras dengan kulit sekitar yang bertambah gelap. Penyakit ini tidak dapat menular ke orang lain.

Pityriasis alba tidak diketahui penyebabnya sehingga sampai sekarang tidak ada pengobatannya. Namun, penyakit ini akan sembuh sendiri dalam waktu 1 bulan - 1 tahun. Krim pelembab dapat membantu penyembuhan. Perlindungan matahari dengan topi, pakaian, dan tabir surya dibutuhkan. Ini dapat membantu mengurangi munculnya buras dengan membatasi perbedaan warna kulit antara kulit berbercak dengan kulit normal.

Selasa, 25 Oktober 2011

Menginjak kotoran kuda jadi Tetanus?

Waktu saya kecil saya diingatkan oleh orang tua supaya berhati-hati dengan kotoran kuda untuk terhindar dari penyakit tetanus. Orang tua selalu menyuruh saya untuk memakai sandal kalau pergi keluar rumah. Kebetulan di tempat tinggal saya masih banyak dokar (kendaraan roda dua dengan kuda sebagai penggeraknya) sebagai alat transportasi. Jadi cukup banyak bertebaran kotoran kuda di jalanan.

Apa hubungan kotoran kuda dengan penyakit tetanus?
Tetanus adalah suatu penyakit disebabkan bakteri bernama Clostridium tetani dengan manifestasi kekakuan dan kejang otot, dapat berakibat fatal jika melibatkan otot pernafasan. Bakteri Clostridium tetani ini, tentu dalam bentuknya sebagai spora, dapat hidup di permukaan tanah, dan terdapat pada kotoran hewan, terutama kuda.  Sebagai negara pertanian, tanah - tanah di negara kita biasanya diberi pupuk dari kotoran hewan. Oleh karena itu, tanah bisa mengandung bakteri ini.  
Kita dapat terinfeksi tetanus hanya jika kita memiliki luka dan luka tersebut terkontaminasi dengan tanah atau kotoran hewan.

Mengapa kotoran kuda mengandung bakteri Clostridium tetani?
Setelah masuk melalui luka terbuka, bakteri ini akan berpindah ke saluran pencernaan kuda atau manusia. Bakteri ini suka tempat miskin kandungan oksigen,sehingga saluran pencernaan dipilih sebagai tempat berkembang biak. Oleh karena itu, bakteri ini dapat ditemukan pada kotoran kuda atau manusia

Apakah ada kotoran hewan lain yang mengandung Clostridium tetani?
Sebenarnya bakteri ini juga dapat ditemukan pada kotoran hewan peliharaan maupun hewan ternak, seperti sapi, kambing, ayam, tikus.  Namun, kuda merupakan hewan paling rentan terinfeksi Tetanus dibanding hewan lainnya. Anjing memiliki bakteri Clostridium tetani sebagai organisme normal terdapat dalam tubuhnya, sehingga dapat menyebabkan tetanus melalui gigitannya.

Intinya, sebagai pencegahan terkena tetanus, setiap luka kotor karena tanah, luka akibat benda kotor dan berkarat, luka akibat gigitan binatang, harus dibersihkan dengan sabun atau antiseptik. Setelah itu, langsung pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penilaian kebersihan luka. Jangan lupa, selalui perbarui vaksin tetanus setiap 10 tahun.

Luka kotor terkena tanah potensial menyebabkan penyakit tetanus. Ingat, bukan hanya kotoran kuda!