Sabtu, 29 Oktober 2011

Buras: Bercak Putih yang Bukan Panu

Pada waktu berumur 10-14 tahun, saya berulang kali mengalami bercak-bercak putih di pipi, kadang di lengan atas, kadang di tungkai bawah. Bercak putih tersebut berbentuk bundar dan bersisik serta tampak kering. Orang tua saya mengatakan bahwa itu buras. Itu diakibatkan dari pengendapan sabun mandi karena tidak tuntas dalam pembilasan. Ibu melarang saya memakai sabun mandi untuk wajah dan meminta supaya selalu memakai losion pelembab badan. Itulah anggapan masyarakat mengenai buras.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buras adalah penyakit kulit yg berupa bercak-bercak putih. Dalam dunia kedokteran, buras dikenal sebagai Pityriasis alba. Penyakit kulit ini mulanya muncul berupa bercak kemerahan bersisik kemudian sembuh dan meninggalkan bercak putih akibat keterlambatan pengembalian pigmen ke keadaan normal. Pitiryasis alba berbentuk bulat atau lonjong, berwarna merah atau merah muda, memiliki sisik halus dan tidak bisa dikelupas.

Pityriasis alba dialami terutama pada anak-anak usia 3-16 tahun. Anak dengan riwayat asma, eksim, biduran, bersin atau pilek alergi dalam keluarga cenderung lebih rentan mengalami pityriasis alba. Kulit kering ditambah dengan musim dingin dan kering merupakan faktor berperan penting. Peningkatan sinar matahari  di musim panas membuat buras makin terlihat karena tampak kontras dengan kulit sekitar yang bertambah gelap. Penyakit ini tidak dapat menular ke orang lain.

Pityriasis alba tidak diketahui penyebabnya sehingga sampai sekarang tidak ada pengobatannya. Namun, penyakit ini akan sembuh sendiri dalam waktu 1 bulan - 1 tahun. Krim pelembab dapat membantu penyembuhan. Perlindungan matahari dengan topi, pakaian, dan tabir surya dibutuhkan. Ini dapat membantu mengurangi munculnya buras dengan membatasi perbedaan warna kulit antara kulit berbercak dengan kulit normal.

5 komentar: